Rabu, 21 Maret 2012

15 Tips dan trik blackberry


Saat ini demam BlackBerry melanda, semuanya pada ngebahas Blackberry. So,mungkin tips dan trik BlackBerry dibawah ini berguna untuk anda yang punya , kalo yang belum punya? Baca dulu aja deh. Hehe. silahkan di baca artikel ini dari faktabukanopini.blogspot.com

1. Cek BlackBerry Locked or Unlocked.
- Buka Options – Advanced Options – Sim Card – ketik “MEPD”.
- Nanti bakal muncul tuh baris2 baru.
- Nah BlackBerry yang udah unlocked, bakal berstatus “Disabled” semua.

2. Cek BlackBerry kena IT Policy ato gak … New or Second?
- Buka Options > Status > ketik “BUYR”
- Perhatikan baris “Data Usage” en “Voice Usage”.
- Kalo kena IT Policy, tulisannya bakal ada “IT Policy”.
- Kalo gak kena IT Policy, tulisannya bakal menunjukkan jumlah pemakaian si BlackBerry.
- Kalo New harusnya sih 0 semua, tp angka ini bisa direset koq ternyata.

3. Akses Informasi PIN > IMEI > VendorID > FreeMem > Versi OS > etc.
Dari Menu Icon, bisa pencet tombol “ALT” > “NUM / Aa / Cap” > “H” bersamaan
Atau bisa ke Options > Status.

4. Restart BlackBerry kalau Hang.
Pencet tombol “ALT” > “Cap / Aa yang sebelah Kanan” > “DEL” bersamaan

5. Memory BlackBerry mulai menipis.
- Bisa restart BB pake cara no. 4.
- Tapi kl mau lebih fresh banget, cabut baterai BB selama 3 menitan, trus pasang lagi.

6. Setting Alert untuk masing2 email / SMS / YM / Facebook, dll.
- Pilih icon “Profiles”, scroll ke bawah banget sampe ketemu “Advanced” diklik, pilih Profile yang mau diedit.
- Contoh: Messages [Yahoo].
- Perhatikan bagian atas “Out of Holster” mau dibikin apa ? None / Vibrate / Tone / Vibrate + Tone
Maksudnya kl henpon lg gak disimpen di Holster/Pouch … nantinya mo gimana alert buat si Yahoo.
- Abis itu Pilih jenis Ringtone nya.
- Nah jangan lupa ATUR bagian Volume, jangan sampe udah pilih Tone, tapi Volumenya masih Mute, sama aja BoDonk.
- Nah abis itu bisa atur bagian “In Holster”, maksudnya selama di Pouch/Holster, alertnya mo kayak gimana.
Biasanya sih Kalo Out Of Holster cuman bunyi tanpa getar en volume Low / Medium > nah bagian In Holster nya ta’ bikin getar + Volume High.
Ingat Pengaturan ini per email Account ya!

7. Memisahkan SMS dengan Email.
- Buka icon “Messages”.
- klik Menu en Pilih Options > General Options.
- Perhatikan bagian “SMS and email Inboxes” pilih Separate

8. Menampilkan Inbox lebih menarik.
- Buka icon “Messages”.
- klik Menu en pilih Options > General Options
- Display Order “Name, Subject”.
- Display Message Header On “2 lines”.
- Separators “Stripes”.
- Keep Messages “15 days” > Biar irit memory.

9. Shortcut bernavigasi di email.
- “N” – untuk next email (berurutan).
- “P” – untuk previous email (berurutan).
- “U” – untuk next unread email (bakal nyari kl udah diujung akhir en msh ada sisa).

10. Shortcut bernavigasi di content email or Browser.
- “T” untuk ke paling atas (TOP).
- “B” untuk ke paling bawah (BOTTOM).
- [space] untuk scroll ke bawah … mirip page down.
- [shift/num/Aa kiri] + [space] untuk scroll ke atas atau page up.
- menampilkan menu pilihan di browser, tekan tombol [alt].
- memilih menu terkadang [space], [enter] atau tekan scroll wheel / ball nya.

11. Apabila dibilang ada email / Message yang belum dibaca, pdhl dicari2 udah gak ada ato diapus … coba buka di Folder Saved Messages, Kalo misalkan masih gak ketemu juga, coba restart Blackberry nya (tips no 4).

12. Umur batere Blackberry tergantung oleh:
- kekuatan sinyal operator, makin bagus dan stabil … berarti makin irit
- traffic data yg lewat … makin banyak makin cepet abis
- setting alert di henpon … semakin minim, semakin irit, antara lain:
* vibrate … bikin lebih boros
* volume … semakin kecil, semakin irit
* led indikator … gak terlalu ngefek tapi kl dimatiin bisa lebih irit
- setting brightness tampilan, semakin terang semakin boros
- aktivitas kita dalam memainkan si BlackBerry, semakin sering kita ngetik dan mengoperasikan BlackBerry, baterai akan makin kesedot abis. Akan berasa lebih awet umurnya, jika BlackBerry kita biarkan standby saja selama berjam2.

13. Beberapa Icon email tidak Muncul
Kemungkinan hal ini disebabkan BlackBerry baru saja di wipe atau install ulang atau diupgrade.
Cara mengembalikannya ? Login ke web http://operator.blackberry.com … lalu pilih “Service Books” … lalu klik tombol “Send Service Books”
Tunggu beberapa saat … nanti icon2 email itu akan kembali

14. Problem Koneksi
Perhatikan tulisan GPRS / EDGE / GSM pada layar BlackBerry yang biasa nya sebelahan dengan indikator sinyal… huruf besar kecil ada artinya.
GSM: artinya BlackBerry baru bisa digunakan sebagai BlackBerry saja, call dan SMS.
gprs / edge (huruf kecil): artinya BlackBerry sudah mendapatkan sinyal untuk data (gprs/edge) tetapi belum dapat digunakan sebagai koneksi data BlackBerry.
GPRS / EDGE (huruf besar): artinya BlackBerry sudah dapat digunakan sebagai mana mustinya.

15. Men-Setting Agar Bisa Langsung Call Tanpa +62 dulu, alias bisa 021 xxx atau 08 xxxx
Pencet tombol hijau untuk Dial, lalu klik Menu > pilih Options > pilih Smart Dialing > lalu ke Country Code dan pilih “+62″

Sabtu, 17 Maret 2012

ayam potong

Beternak Ayam Potong | Ayam Putih | Ayam Pedaging | Dunia Ayam | Budidaya Ayam | Serba Ayam | Gallus Gallus Domesticus

Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ayam ras pedaging dimulai dengan sejarah singkat ayam ras pedaging, sentra budidaya ayam ras pedaging, jenis-jenis ayam ras pedaging, manfaat ayam ras pedaging, persyaratan lokasi budidaya ayam ras pedaging, pedoman teknis budidaya ayam ras pedaging, hama dan penyakit ayam ras pedaging dan lain-lain.

SEJARAH SINGKAT
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an di mana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia.

SENTRA PERIKANAN

Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

JENIS
Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
MANFAAT
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
 * Penyediaan kebutuhan protein hewani
 * Pengisi waktu luang dimasa pensiun
 * Pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
 * Tabungan di hari tua
 * Mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)


PERSYARATAN LOKASI
 *  Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
 *  Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
 *  Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain  selain untuk usaha peternakan.


PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
 2. Perkandangan
 3. Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:

 * Persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C,
 * Kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
 * Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
 * Untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
 * Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.


Peralatan
 * Litter (alas lantai). Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
 * Indukan atau brooder. Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
 * Tempat bertengger (bila perlu). Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
 * Tempat makan, minum dan tempat grit. Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
   * Ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
   * Pertumbuhan dan perkembangannya normal
   * Ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
   * Tidak ada lekatan tinja di duburnya


Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
  * Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  * Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  * Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  * Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  * Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  * Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Perawatan Bibit dan Calon Induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

Pemeliharaan
 * Pemberian Pakan dan Minuman
 * Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu)

Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
 * Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
 * Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
 * Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:
  * minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
  * minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
  * minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor
  * minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.

Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
  1. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.


HAMA DAN PENYAKIT

Penyakit

Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
 * Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
 * Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
  * Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
  * Pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

Hama
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
Sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

PANEN
Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.

PASCAPANEN
Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)

Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.

Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.

Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.

Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Usaha Budidaya
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
Jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal luas tanah yang digunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
Kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
Ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
Lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
Menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
Penerangan dengan lampu listrik. umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
Litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
Jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
Tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
Lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
Berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
Ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
Nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.

Berhasil atau Tidakkah Pemeliharaan Broiler Anda










Disadari atau tidak, sebuah peternakan ayam juga merupakan sebuah perusahaan. Terlepas dari besar kecilnya populasi ayam yang dipelihara, peternakan pun harus memiliki manajemen yang baik layaknya perusahaan.
Kata manajemen sering didengar saat berbicara mengenai peternakan misalnya manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan dan juga manajemen pakan. Pemakaian kata tersebut dikarenakan manajemen merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan sistem pengelolaan peternakan. Dengan manajemen yang baik, peternakan juga akan berjalan dengan baik.

Lingkup kecil seperti kandang broiler di atas pun membutuhkan manajemen yang baik
agar keuntungan maksimal (Sumber : huha.alteredego.co.nz)
Optimal menjalankan fungsi-fungsi yang termasuk dalam manajemen adalah hal yang harus dilakukan. Salah satu fungsi dalam manajemen ialah fungsi evaluasi.
Evaluasi didefinisikan sebagai proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (id.wikipedia.org). Bagi peternak, evaluasi sangat membantu dalam menemukan masalah yang ada yang selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar peternakan bisa berjalan lebih optimal dibanding sebelumnya.

Indeks Performan (IP) sebagai Parameter Utama
Info Medion kali ini akan mengangkat peternakan broiler sebagai fokus. Hal ini dikarenakan peternakan broiler memiliki waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang dan banyak dimiliki oleh peternak baik dengan sistem kemitraan maupun mandiri.
Evaluasi pada peternakan juga membutuhkan sejumlah perangkat pengukuran yang dinamakan parameter. Sebagai bahan perbandingan, parameter tersebut dibandingkan dengan standar dari breeder.
Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.
IP = (100 - D) x BB x 100
FCR x (A/U)
Keterangan :
IP : Indeks performan
D : persentase deplesi (%)
BB : bobot badan rata-rata saat panen (kg)
FCR : feed conversion ratio
A/U : umur rata-rata panen (hari)

Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut. Menilik rumus IP di atas, untuk menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain yaitu:

1. Bobot badan (BB) rata-rata
Rumus ini digunakan untuk mengukur berat badan baik saat kontrol berat badan maupun saat panen. Berikut rumus tersebut :
BB = Bobot timbang (kg)
Jumlah ayam (ekor)
Bandingkan hasil perhitungan di atas dengan data dari breeder. Idealnya, bobot badan rata-rata kandang lebih besar atau sama dengan standar. Jika bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan kepadatan kandang.
Penimbangan berat badan dapat dilakukan secara rutin tiap minggu dan saat panen. Penimbangan rutin tiap minggu dinamakan pula kontrol berat badan. Teknik kontrol badan tersebut ialah mengambil sampel 50–100 ekor tiap kandang secara merata di setiap bagian kandang. Kontrol berat badan merupakan metode penimbangan individu yang berarti seekor ayam ditimbang untuk berat badannya. Sebaiknya gunakan timbangan yang memiliki sensitivitas lebih tinggi agar berat badan ayam perindividu dapat lebih teliti diamati. Kegiatan ini dilakukan pada waktu yang sama tiap minggunya misalnya Senin pagi ketika kondisi tembolok kosong.
Penimbangan saat panen menggunakan metode penimbangan massal karena jumlah populasi yang harus ditimbang banyak. Faktor efisiensi waktu dan tingkat stres ayam menjadi hal yang penting. Secara teknis, penimbangan ayam bisa berbeda misalnya ayam ditimbang sekaligus keranjangnya atau ada juga yang mengikat ayamnya dahulu baru digantung. Ada dua model timbangan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan yaitu :
a) Timbangan gantung

Model timbangan ini paling sering digunakan untuk menimbang ayam karena memiliki beberapa kelebihan antara lain lebih praktis, ringan dan mudah dibawa. Lebih praktis karena bisa digunakan untuk menimbang berat badan ayam langsung maupun menggunakan keranjang. Hanya saja, saat menimbang ayam harus diikat kakinya terlebih dahulu agar memudahkan penggantungan ayam.

Contoh timbangan gantung
(Sumber : Dok. Medion)
b) Timbangan duduk

Timbangan duduk cocok untuk mengurangi kematian dan meminimalisir resiko afkir saat penimbangan akibat patah sayap atau kaki. Metodenya ialah timbang keranjang dahulu untuk menentukan berat keranjang, baru kemudian keranjang diisi dengan ayam.
Saat panen, keranjang ayam diisi maksimal 15 ekor (atau tergantung besar ayam dan kapasitas keranjang ayam). Tujuannya ialah menghindari kematian akibat ayam berdesakan dalam keranjang.

2. Rasio konsumsi pakan terhadap peningkatan berat badan atau Feed Conversion Ratio (FCR)
Rumus menghitung FCR ialah :
FCR = Jumlah pakan yang dikonsumsi (kg)
Berat badan yang dihasilkan (kg)
Dengan kata lain, FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat menghasilkan berat badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1). Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada broiler biasanya target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat sesuai umur ayam.
Breeder biasanya sudah menyertakan standar FCR tiap minggu dalam buku panduannya agar peternak bisa terus memantau FCR ayamnya tiap minggu. Nilai FCR yang sama atau lebih kecil dibandingkan standar, menandakan terjadinya efisiensi pakan yang didukung dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Namun jika nilai FCR lebih besar dibandingkan standar maka mengindikasikan terjadi pemborosan pakan sebagai akibat tidak maksimalnya manfaat pakan terhadap pertambahan bobot badan ayam. Salah satu faktor yang berperan penting menyebabkan hal ini ialah stres. Stres direspon oleh tubuh dengan memobilisasi glukosa untuk diubah menjadi energi dan digunakan untuk menekan stres itu sendiri. Akibatnya, hanya sedikit energi yang diarahkan ke pertambahan bobot badan.

3. Rata-rata umur ayam saat panen (A/U)
Parameter ini menghitung rata-rata umur ayam yang dipanen. Pemanenan yang termasuk ke dalam parameter ini ialah pemanenan ayam sehat pada bobot badan tertentu. Jadi, ayam afkir tidak masuk ke dalam perhitungan ini. Misalnya ada permintaan 600 ekor ayam broiler berat 1 kg kepada peternak broiler yang memiliki populasi 3.000 ekor. Sehingga peternak memutuskan memanen 600 ekor ayam yang sudah mencapai berat 1 kg sedang yang lainnya (2400 ekor,red) tidak. Rumus menghitung A/U ialah :
A/U = ∑(U x P)
total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen

4. Tingkat deplesi populasi

Deplesi populasi atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam (culling ayam). Rumus menghitung tingkat deplesi (D) ialah sebagai berikut :
D = Jumlah ayam mati + afkir x 100%
Populasi awal
atau bisa juga,
D = Populasi awal - jumlah ayam panen x 100%
Populasi awal

Kematian ayam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari baik karena sakit atau faktor-faktor lain. Biasanya peternakan menetapkan batas maksimal kematian yang dapat ditoleransi yaitu +5% semakin banyak ayam yang mati maka semakin besar kerugian peternak.
Keputusan pengafkiran ayam broiler biasanya karena sakit dan cacat yang ditinjau berdasarkan pertimbangan resiko dan ekonomis di bawah ini.
a) Pertimbangan resiko

Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan resiko ialah potensi kesembuhan ayam, seberapa parah penyakit ayam, seberapa besar resiko yang dihadapi (kematian dan hambatan pertumbuhan,red) bila ayam lain tertular penyakit tersebut dan resiko kematian.
Ayam yang masih mau makan dan minum serta mau bergerak tentu kemungkinan sembuhnya lebih besar dibandingkan yang sudah tidak mau makan dan minum. Hal serupa juga terjadi jika ayam terkena penyakit yang sulit disembuhkan seperti ND terutama tipe saraf dan AI. Meskipun sembuh, ayam yang sudah terinfeksi penyakit tersebut sulit kembali mencapai produktivitas optimal. Belum lagi, resiko penularan penyakit dan kematian ayam tersebut jika tidak segera diafkir.
b) Pertimbangan ekonomis

Pendeknya umur pemeliharaan broiler adalah alasan utama mengapa pertimbangan ekonomis sangat penting. Salah satu konsekuensi hal tersebut ialah kecenderungan keputusan afkir untuk ayam yang sakit saat mendekati panen dibandingkan melakukan pengobatan. Pertimbangan ekonomis utama ialah terkait dengan berkurangnya keuntungan akibat pengeluaran biaya pengobatan dan pakan selama ayam sakit. Contoh kasus ialah ayam broiler sakit colibacillosis umur 33 hari (panen +35 hari). Dianjurkan ayam tersebut dipanen daripada diobati. Alasannya ialah berat badan ayam sudah hampir mencapai berat penjualan. Dengan penambahan waktu pemeliharaan untuk pengobatan, terjadi penambahan biaya untuk pengobatan dan pakan. Hal di atas belum termasuk resiko penurunan berat badan dan juga kematian ayam.


Pengafkiran ayam perlu juga memperhatikan kondisi ayam yaitu apakah bisa menggapai tempat pakan atau tidak (Sumber : huha.alteredego.co.nz)

Contoh Perhitungan
Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal : 5.000 ekor
Populasi akhir : 4.850 ekor
Umur panen : 28 hari
Berat panen total : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC : 40 g/ ekor
Ayam mati : 65 ekor
Ayam afkir : 85 ekor
Waktu panen
21 hari --> 520 ekor = 0,82 kg
28 hari --> 3.850 ekor = 1,4 kg
35 hari --> 480 ekor = 2 kg
maka perhitungannya ialah,
D = (65 + 85) ekor x 100%
5000 ekor
D = 3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)

Rata-rata BB ayam saat panen
= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
3.850 + 480 + 520 ekor
= 960 + 426,4 + 5.390 kg
4.850 ekor
= 6.776,4 kg
4.850 ekor
= 1,4 kg/ ekor ayam

FCR = 9.400 kg
6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
= 1,43

A/U = (21x520)+(28x3850)+(35x480)
(4850) ekor
= 27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)

IP = (100% - 3%) x 1,4 kg x 100
1,43 x 27,94 hari
= 339,89 (standar IP: ≥ 300)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa peternakan tersebut telah berjalan dengan optimal. Kesimpulan tersebut diangkat berdasarkan beberapa hal di bawah ini:
Persen deplesi ayam di peternakan (3%) lebih rendah dibanding target maksimal deplesi yaitu +5%. Hal ini disebabkan baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan, vaksinasi dan juga pakan yang berujung pada rendahnya persentase deplesi.
Nilai A/U (27,94 hari) yang berselisih 0,06 hari dengan umur panen ter-banyak di umur 28 hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB berdasarkan permintaan pasar yaitu pada BB 0,82 kg (520 ekor), 1,4 kg (3.850 ekor) dan 2 kg (480 ekor). Peternak memutuskan untuk menyisakan sebagian ayam untuk dipanen dengan BB 2 kg. Seperti diketahui, masing-masing BB ayam memiliki pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9 kg disukai rumah makan dan pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai industri mie instan dan kaldu ayam (www.ppti.usm.my).
Rata-rata BB ayam saat tiga kali panen ialah 1,4 kg. BB panen umur 21 hari (0,82 kg), 28 hari (1,4 kg) dan 35 hari (2 kg) sedangkan standar BB breeder untuk 21 hari ialah 0,801–0,885 kg, 28 hari (1,316–1,478 kg) dan 35 hari (1,879–2,155 kg). Menilik perbandingan di atas, ayam sudah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari. Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memang patut diusahakan bahkan sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin agar ayam yang BB tidak sesuai standar dapat segera dipisahkan dan diberi perlakuan khusus yaitu penambahan jumlah pakan 10% (maksimal +15 g) dan vitamin. Anda bisa mengkombinasikan pemberian vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya Vita Chicks dan Strong n Fit untuk umur 0-1 minggu, Broiler Vita untuk umur 1-3 minggu serta Neobro untuk di atas 3 minggu hingga panen.
Pencapaian IP peternakan tersebut (339,89) sudah sangat baik karena melebihi standar yaitu ≥300. Tingginya IP tersebut menandakan suatu peternakan telah menerapkan sistem manajemen yang cukup efisien dan efektif.

Perhitungan Break Even Point (BEP)
Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.

BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
BB
Keterangan :
BB : berat badan rata-rata ayam
P : harga pakan per kg
DOC : harga DOC
BOP : biaya operasional
BV : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)

Berikut contoh perhitungan BEP yang mengambil data dari soal sebelumnya untuk 3850 ekor ayam yang dipanen pada umur 28 hari dengan tambahan data berikut:

Jumlah ayam* : 4.000 ekor
Total konsumsi pakan* : 7.399,46 kg
Harga DOC : Rp. 3.000,-/ ekor
Harga pakan : Rp. 5.350,-/ kg
Biaya operasional pemeliharaan : Rp. 1.600/ ekor
Biaya pengobatan : Rp. 300/ ekor
Ket. * termasuk ayam mati dan afkir tapi tanpa ayam yang dipanen tidak pada umur 28 hari

FCR = 7330,4 kg
5390 kg – (0,04 kg x 4000)
= 1,41
(standar FCR umur 28 hari = 1,417 – 1,475)

BEP = ( 1,4 x 1,4 x 5350) + 3000 + 1600 + 300
1,4
= Rp. 11.043,5/ ekor

Seusai harga jual ayam di peternak per 11 Januari 2010 untuk wilayah Bandung (+ Rp. 10.400,-/kg untuk ayam ukuran <1,5 kg) maka :

HP = HK x BB
= Rp. 10.400 x 1,4 kg
= Rp. 14.560,- / ekor
Keterangan
HP : harga jual ayam di peternak per ekor
HK : harga jual ayam di peternak per kg
BB : berat badan rata-rata ayam

Jika nilai BEP lebih rendah dari harga jual ayam, maka peternak untung. Namun jika sebaliknya, peternak rugi. Jadi laba atau rugi dihitung berdasarkan selisih harga penjualan ayam dikurangi BEP.

Laba = HP – BEP
= 14.560 – 11.043,5
= Rp. 3.516,5/ ekor ayam

Berdasarkan perhitungan di atas, untuk setiap ekor ayam yang dipanen peternak mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3.516,5.

Sistem Pencatatan
Sistem pencatatan yang baik akan memberikan gambaran kondisi peternakan yang riil. Sebaiknya sistem tersebut melibatkan peran seluruh pegawai dalam peternakan tersebut.
Komponen utama sistem pencatatan ialah tabel pencatatan (recording) yang berisi kesemua parameter di atas. Secara teknis, membuat suatu tabel pencatatan tidaklah sulit. Pertama-tama buat format tabel recording data harian kandang broiler untuk masing-masing kandang, seperti yang terlihat pada gambar contoh recording data harian kandang di bawah ini. Lalu komunikasikan dengan segenap karyawan di kandang Anda agar selalu mengisi data tersebut.

Contoh recording data harian kandang untuk broiler
(Sumber : Dok. Medion)
Pengisian data tersebut bisa dilakukan saat pegawai kandang memberi makan ayam di pagi atau sore hari. Selanjutnya data harian kandang tersebut dicatat ulang oleh manajer kandang dalam buku catatan harian kandang.
Tahap selanjutnya ialah mengolah data kandang tersebut menjadi diagram garis atau batang. Hal ini akan memudahkan penerjemahan data tersebut. Akan lebih baik jika hasil rekapitulasi data tersebut dibandingkan dengan data standar dari breeder.
Sesuai fungsi evaluasi dalam manajemen, parameter-parameter di atas pun ditujukan untuk mengawasi dan mengendalikan untuk memastikan jalannya peternakan telah berjalan sesuai perencanaan awal. Semoga Anda bisa mengoptimalkannya untuk keberhasilan peternakan broiler Anda. Semoga berhasil.

Contoh alur sistem pencatatan di suatu peternakan broiler
(Sumber : Dok Medion)

Modal Nekat, Peternak Ini Omsetnya Rp500 Juta


Modal Nekat, Peternak Ini Omsetnya Rp500 Juta
02:37 Kang Sukrok


BONEK ( Bondo Nekat ), itulah kata pertama yang keluar dari mulut seorang pengusaha agrobisnis, Triyono ketika ditanya bagaimana awal mula merintis usahanya hingga maju seperti sekarang ini.

Pria asal Malang ini merupakan pengusaha agrobisinis yang khusus menangani peternakan dan juga pemotongan hewan ternak sapi dan ayam dengan nama perusahaan Tri Agri Aurum Multifarm.

Sebelum terjun ke dunia pemotongan dan peternakan sapi dan ayam, Triyono mengawali usahanya dengan mengelola bebek potong. Usahanya ini dia rintis sejak tahun 2006 hingga sekarang.

"Pertanyaan besar sewaktu saya kuliah, kalau lulus nanti mau jadi apa? Karena kalau bekerja adalah hal yang sulit bagi saya. Ya akhirnya mulai 2006 saya mencoba merintis usaha waktu itu, bebek potong waktu itu. Jadi nekat, tidak punya uang, utang ke bank. Nekat-nekatan saja," ungkap Triyono sambil tersenyum kepada okezone di Jakarta, belum lama ini.


Setelah itu pada tahun 2007, Triyono terinspirasi sewatu melihat hewan-hewan kurban dan mulai tepikir untuk membangun sebuah peternakan (farm). Dan tentu saja untuk membangun sebuah farm diprlukan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, Triyono berinisiatif untuk membentuk sebuah Kelompok bersama agar bisa berinvestasi dalam usaha ini. Yakni dengan teman-teman kuliah Triyono dan orang yang minat pada usaha peternakan ini mereka bersama-sama berinvestasi pada bisnis ini.

Perlahan namun pasti usaha ini pun mulai berkembang, dimana pada tahun 2008, dengan mengandalkan lahan yang awalnya tidak terlalu besar untuk mebangun kandang-kandang dan mulai ada ternak sapi.

Setahun kemudian yaitu pada tahun 2009, pria yang merupakan sarjana peternakan dari Univesitas Sebelas Maret ini mulai mencari inisiatif lagi untuk dapat mempertahankan usaha, yaitu dengan mulai melirik bisnis yang tidak jauh dari bidang peternakan juga yaitu peternakan dan pemotongan ayam.

Lalu Triyono berpikir jika dirinya hanya melakukan bisnis pada satu hewan ternak saja yaitu sapi, perusahaannya tidak akan kuat. Baik dari segi finansial atau infrastruktur.

Dengan modal awal yang hanya berkisar puluhan jutan dan ditambah dengan modal investasi sekitar Rp300 juta, kini Triyono dapat meraup omset rata-rata sekitar Rp500 juta.

Saat ini selain bergerak di pemotongan dan peternakan ayam dan sapi, Triyono juga mengolah limbah-limbah perusahaan untuk dijadikan pupuk organik. Dan saat ini Triyono memiliki lebih dari 30 ekor sapi dan ayam sekitar 25 ribu ekor.

Pada tahun 2011 ini Triyono pun bercita-cita untuk melalukan ekspansi usaha dengan memasuki pasar Jakarta untuk daging sapi. Triyono pun ingin mempunyai usaha yang besar untuk sapi ini, karena Triyono melihat Indonesia merupakan importir terbesar di dunia untuk daging sapi.

Dari sini Triyono melihat bahwa ada peluang di sektor ini. Tidak muluk-muluk Triyono pun bercita-cita untuk menggantikan Australia dalam hal ekspor daging sapi. "Saya berharap Indonesia bisa menggantikan Australia untuk ekspor daging. Ya tidak harus jauh-jauh ke sekitar Singapura, Malaysia, Qatar dan Arab," jelasnya.

Perjalanan Triyono dalam merintis usaha ini bukan tanpa rintangan. Rintangan, kendala, batu kerikil pasti selalu ada dalam perjalanan menuju sebuah kesuksesan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh Triyono antara lain dalam kurun waktu 12 bulan, ada tiga atau empat bulan yang penjualannya tidak memuaskan atau minus, akibatnya tagihan dari bank membengkak.

"Namun jika semua permasalahan bias diselesaikan dengan baik, maka rintangan atau kendala seberat apapun bisa terselesaikan," tuturnya.

Tips sukses ala pria berkacamata ini adalah jika ingin menjadi pengusaha yang baik dan benar maka berpikirlah unutk menjadi pengusaha. Triyono yakin bahwa apa yang manusia pikirkan itulah yang akan terjadi.

Dimana jika ingin menjadi pengusaha, berpikirlah bagaimana caranya untuk menjadi pengusaha yang baik, kreatif, inovatif, karena untuk menjadi pengusaha bukanlah merupakan hal yang mudah. Tidak seperti karyawan yang hanya menunggu perintah dari bosnya saja. Selain itu, modal lain untuk menjadi pengusaha adalah harus berani mengambil resiko.

"Kalau mau jadi pengusaha itu, jangan lihat nanti bagaimana. Tapi bagaimana nanti saja, sikat dulu urusan leher belakangan. Saya tidak akan menceritakan masa lalu saya dengan detail. Tapi saya bisa menceritakan pemikiran saya dan hasil pemikiran saya ke depan dengan detail," tutupnya.(wdi)

Sumber : okezone.com

kolam jadi

Spoiler for kolam 4