Jumat, 09 Maret 2012

Pengetahuan Dasar Pemeliharaan Ikan Koki


PDF | Print | E-mail


Oleh: Hermanto (facebook: hermanto goldfish)

Banyak penghobi yg ingin memelihara ikan koki menemukan kendala ikannya mudah mati. Sebenarnya dengan sedikit pengetahuan, mitos tersebut dapat ditepis dengan mudah. Artikel ini dimaksudkan untuk membantu penghobi supaya ikan koki peliharaannya sehat dan dapat hidup lama. Pembahasan dalam artikel ini lebih dikhususkan untuk akuarium / bak yg diletakkan di dalam ruangan / indoor  (tidak terkena sinar matahari).
Ada bermacam2 cara pemeliharaan ikan koki, dan masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri2. Cara2 itu antara lain: sistem ganti air, sistem air hijau, sistem filter biologis


Sistem ganti air adalah sistem yg sangat sederhana dan masih dilakukan sampai saat ini. Bahkan ikan2 koki yg paling mahal seperti topview seringkali menggunakan sistem ini. Ini membuktikan betapa dgn cara yg sangat sederhana pun ikan koki dapat hidup sehat. Dalam sistem ganti air ini, kita hanya perlu menyiapkan air tua dan aerator (gelembung udara) saja. Biasanya sistem ini diterapkan pada ikan yg dipelihara dalam bak dgn hanya menggunakan aerator saja, tanpa filter apapun. Tiap hari airnya diganti dgn air tua. Demikian saja, dan ikan bisa hidup dgn sehat.

Air tua ini adalah satu konsep penting yg perlu diketahui penghobi, karena setiap penggantian air selalu disarankan menggunakan air tua. Yg disebut dgn air tua adalah air biasa yg sudah diendapkan minimal dan diaerasi minimal satu hari. Air yg mendapat perlakuan demikian kualitasnya sangat baik, dan sangat cocok untuk ikan koki.Tujuan diendapkan dan diaerasi adalah untuk menghilangkan kadar kaporit dan zat2 berbahaya lain di air.

Kualitas air adalah faktor yg sangat menentukan bagi kehidupan ikan. Dan faktor utama yg mempengaruhi kualitas air adalah kadar amonia. Amonia inilah racun / pembunuh nomor satu ikan koki. Kalau penghobi mampu menangani amonia, ia sudah menguasai kemampuan dasar yg membuat ikan jarang mati. Karena itu amonia adalah satu faktor penting yg harus diketahui.

Amonia dihasilkan oleh ikan melalui kotoran dan lendirnya. Tanaman yg mati dan pakan yg tidak habis juga akan menjadi amonia. Amonia muncul dalam bentuk gelembung / busa kecil2 di permukaan air. Semakin tinggi kadar amonia, semakin banyak gelembung tsb. Jadi, di satu sisi, amonia selalu dihasilkan oleh ikan (dan ikan koki adalah penghasil amonia yg sangat banyak!), di sisi lain, amonia harus dihindari. Bagaimana caranya? Ketidakmampuan mengelola amonia inilah sumber kegagalan utama penghobi, sehingga ikan kokinya mudah mati.

Sistem ganti air yg kita sebut tadi adalah salah satu caranya. Setelah satu hari, kadar amonia akan menumpuk di tempat pemeliharaan ikan. Karena itu air dikuras, bisa sebagian bisa seluruhnya, dan diganti dgn air tua. Sehingga dalam tiap penggantian, amonia pun terbuang, dan ikan bisa tetap sehat. Inilah rahasia dibalik keberhasilan sistem ganti air. Tentunya penggantian disarankan memakai air yg suhunya sama (karena itu penggantian dilakukan di pagi atau sore hari pada waktu perbedaan suhu antara air lama dan air baru tidak terlalu besar). Namun sistem ganti air ini melelahkan. Penghobi yg sudah cukup senior tidak masalah dgn sistem ini karena mereka memiliki komitmen yg besar, namun bagi pemula, kegiatan ini sangat melelahkan.
Artikel ini tidak membahas ttg sistem air hijau karena biasanya air hijau dilakukan untuk pemeliharaan outdoor.
Artikel ini akan lebih banyak mengulas sistem filter biologis (FB). Berbeda dgn sistem ganti air yg sederhana tapi perawatannya melelahkan, sistem filter biologis ini persiapannya sedikit membutuhkan waktu namun perawatannya mudah. Jika sistem ganti air cocok diterapkan untuk pemeliharaan di bak, sistem FB ini cocok diterapkan di bak maupun akuarium. Justru sesungguhnya, kolam koi pun menggunakan sistem FB. Penghobi hendaknya memahami sistem FB ini dengan baik.

FB tidak mengandalkan penggantian air besar2an. FB ini meniru keadaan sesungguhnya di alam. Amonia diolah oleh bakteri2 pengurai amonia yg terdapat di alam, sehingga kadar amonia di dalam air relatif kecil. Jadi bakteri2 inilah yg kita perlukan. Bakteri2 inilah yg harus kita kembang biakkan di dalam filter kita. Jika filter kita penuh dgn bakteri pengurai ini, maka air yg masuk ke filter akan diolah oleh bakteri2 tsb, dan air yg keluar dari filter adalah air dgn kualitas yg baik. Ketika sistem FB ini berjalan sedemikian rupa, akuarium kita  membentuk satu ekosistem yg seimbang, dan ikan akan sehat tidak mudah mati. Disinilah rahasianya!


Apa yg perlu kita ketahui ttg bakteri tsb? Bakteri tsb sebenarnya terdiri dari 2 jenis. Jenis yg pertama mengurai amonia menjadi nitrit. Jenis kedua mengurai nitrit menjadi nitrat. Proses penguraian ini membutuhkan oksigen. Darimana kita bisa mendapatkan bakteri tsb? Kalau filter kita jalankan, dan kita beri ikan dalam akuarium, maka otomatis akan muncul amonia dalam akuarium. Dgn adanya amonia tsb, maka bakteri perlahan2 akan muncul dengan sendirinya. Kita tidak perlu mencarinya kemana2! Yg kita perlukan hanya menunggu kira2 sebulan sampai filter kita matang (bakteri sudah berkembang biak dalam jumlah cukup). Dibagian mana dari filter bakteri2 itu hidup? Bakteri2 itu membentuk koloni di permukaan benda yg terendam air di dalam filter. Jika filter kita berupa sebuah kotak kosong saja, maka bakteri akan menempel di dinding2 dan lantai kotak tsb yg terendam air. Tapi bukankah sayang jika kotak filter itu dibiarkan kosong. Seandainya kita taruh sebuah batu di dalam filter, maka bakteri juga akan memenuhi permukaan batu tadi.
Ini tentunya meningkatkan jumlah bakteri dalam filter. Bagaimana caranya supaya jumlah bakteri dlm filter kita bisa sebanyak mungkin? Yaitu dgn menaruh media (benda) tertentu di dalam filter yg bisa memaksimalkan luas permukaan yg bisa dijadikan rumah oleh bakteri. Karena itu kita sering mendengar istilah rumah bakteri / media. Setelah melalui penelitian, media2 yg dapat digunakan untuk memaksimalkan jumlah bakteri (dan tidak membuat buntu aliran air tentunya) adalah bioball, spons berongga atau kerikil. Bioball adalah bola2 plastik berwarna hitam berbentuk seperti rambutan (berduri2) atau bola berlapis-lapis, biasanya digunakan di filter2 koi. Akuarium dalam ruangan (indoor) selain menggunakan bioball dapat pula menggunakan spons berongga atau kerikil, karena relatif lebih rapat, sehingga luas permukaan lebih banyak. Untuk akuarium, spons dan kerikil tidak membuat buntu, namun untuk kolam outdoor, dapat menyumbat aliran air. Isilah filter dengan media2 tsb, namun di atasnya tambahkan kapas dacron untuk menyaring partikel2 supaya air bening. Kapas ini sebaiknya ditaruh paling atas menghadang air yg pertama masuk dari akuarium. Biasanya sisa uraian bakteri adalah berupa kotoran yg mengendap, yg dapat disedot menggunakan selang siphon.
Inilah pengetahuan2 yg kita perlukan.
Apa yg perlu kita ketahui ttg filter? Filter terdiri dari wadah filter, pompa dan sistem sirkulasinya.  Bentuk wadah filter tidak masalah, bisa filter samping, atas, bawah, luar, dalam, dll. Bisa tidak bersekat, bisa bersekat dua atau lebih. Wadahnya pun bisa beli jadi, bisa merakit sendiri menggunakan barang2 seperti talang air, ember, dll sesuai kreativitas dan dompet. Usahakan wadah filter bervolume 25% dari volume akuarium. Itu volume yg disarankan. Tapi jika tidak memungkinkan, kadang filter 15% volume pun dapat berjalan dgn baik. Pompa dengan wadah filter dapat dihubungkan dengan pipa atau selang. Pompa jangan terlalu kecil maupun terlalu kencang. Jika terlalu kecil, air tidak tersirkulasi dgn baik. Jika terlalu kencang, bakteri tidak mendapat kesempatan untuk menguraikan amonia. Arus yg terlalu kencang juga tidak nyaman bagi ikan koki. Pompa dapat ditaruh di akuarium maupun di filter, tergantung sistem sirkulasi yg kita miliki. Yg penting, untuk satu akuarium, gunakan satu pompa saja. Pompa bisa digunakan untuk menyedot air dari akuarium ke filter, atau untuk membawa air dari filter ke akuarium. Namun tidak boleh untuk kedua2nya secara bersamaan, karena meski daya sedot yg tertera di labelnya sama, pada kenyataannya pasti berbeda, bisa mengakibatkan air meluber. Usahakan jarak antara air yg disedot masuk ke filter dan air yg menggerojok keluar dari filter sejauh mungkin, supaya sirkulasi menyeluruh. Usahakan air yg keluar bisa berbentuk gerojokan, karena ini dapat menambah kadar oksigen.

Lampu sebaiknya dinyalakan meniru siklus matahari, atau paling tidak 10 jam perhari. Boleh ditambahkan aerator. Kerikil atau pasir untuk dasar akuarium boleh, tapi polos tanpa itupun baik, karena kerikil kadang menjebak kotoran di sana.
Sekarang bagaimana mempersiapkan akuarium dgn FB? Pertama, isi akuarium dgn air tapi tanpa ikan dan jalankan filter. Ini untuk membuat air tua. Pada hari kedua, masukkan ikan kecil yg sehat (pastikan ikan tsb sehat!) dan jangan diberi makan. Adanya ikan akan memunculkan amonia dalam jumlah kecil. Ini akan memicu tumbuhnya bakteri. Biarkan selama seminggu. Pada minggu kedua, ikan boleh mulai diberi makan sedikit saja dan satu kali setiap tiga hari. Benar, satu kali setiap tiga hari. Tujuannya untuk menambah jumlah  amonia secara bertahap. Biarkanlah siklus ini berjalan sampai sebulan. Pada dua minggu pertama, akan terbentuk bakteri jenis pertama di filter. Pada dua minggu berikutnya, bakteri jenis kedua akan muncul. Selama itu, jalankan filter, lampu, dan aerator secara normal. Setelah genap sebulan, maka jadilah ekosistem kita. Ekosistem ini merupakan keseimbangan antara jumlah bakteri, jumlah ikan, frekwensi dan jumlah pakan, sinar lampu, kadar oksigen, jumlah lumut, dll. Semuanya membentuk suatu keseimbangan. Jagalah keseimbangan ini, maka ikan akan senantiasa sehat. Air di akuarium akan kelihatan kekuningan / kehijauan, namun bening dan jernih.
Setelah genap sebulan, kita dapat mengeluarkan ikan test fish tadi. Sekarang kita dapat memasukkan ikan2 yg lebih baik yg kita suka. Tentunya dgn bertambahnya ikan dan frekwensi pakan, kita mengganggu keseimbangan ekosistem tsb. Karena itu, lakukanlah secara bertahap, sehingga ekosistemnya selalu bisa menyesuaikan diri.

Bagaimana perawatan FB? Sederhana. Saya sebutkan bahwa hasil olahan dari bakteri tadi adalah nitrat. Nitrat ini adalah zat yg relatif tidak berbahaya bagi ikan. Namun lama kelamaan jika terlalu banyak juga akan berbahaya. Karena itu, untuk jangka panjang, kita perlu mengatasi nitrat. Untunglah ada 2 cara sederhana mengatasi nitrat. Yg pertama adalah dengan membiarkan tanaman air dan lumut tumbuh di akuarium. Mungkin tanaman air kurang cocok karena sering dirusak oleh ikan koki. Tapi lumut biarlah menempel di dinding. Nitrat ini adalah pupuk bagi tanaman dan lumut. Tanaman dan lumut membantu mengurai nitrat. Cara kedua yg disarankan adalah dengan melakukan penggantian air sebanyak 20% saja setiap minggu atau dua minggu sekali. Tentu saja gantilah air dgn air tua. Juga gantilah kapas dacron sewaktu kotor. Hanya itu saja perawatan yg diperlukan.
Jika memiliki waktu senggang lebih banyak, dapat ditambahkan dengan melakukan siphon / penyedotan kotoran dan sering2 membersihkan dinding depan kaca akuarium dari lumut. Sederhana sekali bukan? Apakah perlu menguras total? Saya katakan tidak perlu bahkan setahun pun belum tentu perlu menguras! Pengurasan dilakukan hanya jika akuarium terkontaminasi penyakit sehingga harus dikeringkan untuk membunuh bibit penyakit tsb.
Filter biologis-nya pun tidak perlu dikuras kecuali buntu oleh banyaknya endapan kotoran. Itu kira2 kita lakukan 3 atau 6 bulan sekali, kadang bahkan setahun sekali. Jika kita menguras filter, jangan membersihkannya seperti mencuci piring! Jangan menggunakan sabun. Dan jangan terlalu bersih! Cukup dgn mengguyur media supaya endapannya keluar. Sedapat mungkin kita berusaha mempertahankan keberadaan bakterinya! Jika sampai bersih, berarti banyak bakteri yg hilang. Apalagi kalau dgn sabun, berarti bakterinya mati. Kita harus mulai dari awal lagi.

Ada penghobi yg menambahkan arang / batu zeolit dalam filternya. Arang / batu zeolit memiliki kemampuan untuk menyerap racun2 dan amonia. Penanganan amonia dgn cara ini disebut dgn istilah filter kimia. Namun zat2 tsb dapat membunuh bakteri pengurai di FB. Karena itu, saya tidak menyarankan penggunaan arang/ zeolit untuk akuarium ikan koki.

Bagaimana memelihara ikan koki dalam akuarium? Nyalakan lampu sedapat mungkin memakai siklus matahari. Jangan memelihara terlalu banyak ikan, pastikan ikan mendapat cukup ruangan yg lega. Jangan memberi makan terlalu banyak. Ikan yg gendut memang cepat besar dan lucu, namun sama seperti manusia, ikan yg gendut staminanya kurang baik. Ikan yg gendut juga menghasilkan amonia lebih banyak. Ikan koki adalah ikan yg selalu lapar. Ini dapat menjadi tolok ukur kita akan kesehatan ikan. Jika ikan koki tidak lapar, maka kemungkinan besar ia sakit. Tapi janganlah kita selalu memenuhi nafsu makan ikan ini. Itu hanya akan membuatnya cepat mati. Jika memberinya makan, berilah pakan dalam jumlah yg dapat langsung habis dalam 5 menit. Setelah habis, boleh diberi satu atau dua kali lagi. Sehari berilah dua kali atau 3 kali saja, atau  bahkan sehari sekalipun boleh.
Karena ikan dipelihara dalam akuarium, tentunya kita tidak mengejar pertumbuhan yg pesat bukan? Jika kita hendak mengejar pertumbuhan, pastikan amonia terkontrol dgn baik. Jika hendak bepergian jauh, cukup pastikan filter berjalan dgn baik dan ikan tidak perlu diberi makan. Ikan koki tahan tidak makan selama dua minggu dan sehat2 saja. Penyakit biasanya datang dari ikan baru. Karena itu, hati2lah dalam membeli ikan yg baru. Pastikan ia tidak sakit. Cara yg benar dalam menangani ikan baru adalah dgn meng-karantina ikan tsb terlebih dahulu barang beberapa hari di akuarium / bak yg lain untuk memastikan kesehatannya. Dalam kita menangani ikan, baik ikan yg baru datang maupun memindah ikan dari tempat yg satu ke tempat yg lain, cara yg benar adalah memakai gayung. Jadi kita tidak memegang langsung tubuh ikan tsb. Dan biarlah air dari tempat yg baru bercampur perlahan dengan air dari tempat yg lama, supaya ikan bisa ikut menyesuaikan diri sedikit demi sedikit.

Dengan memahami sistem FB ini, penghobi sudah mampu memelihara ikan koki dengan baik dan ikan tidak gampang mati. Pengetahuan ini sudah mencakup sebagian besar dari pengetahuan yg diperlukan dan sudah memadai. Sisa pengetahuan dasar lain yg diperlukan adalah ttg mengobati ikan yg sakit.
Penyakit ikan yg paling sederhana adalah adanya kutu dan cacing jangkar. Biasanya ikan2 yg berasal dari peternak membawa penyakit2 ini. Kutu adalah hewan kecil berbentuk bulat transparan berpola kehitam2an yg menyedot darah ikan, seperti lintah. Sedang cacing jangkar biasanya tampak seperti sebuah jarum berwarna putih atau hitam yg mencuat dari tubuh ikan, yg jika dicabut, ternyata memiliki akar seperti jangkar yg tertanam dalam tubuh ikan. Dalam jumlah kecil keduanya tidak mematikan, tapi membuat ikan kurang aktif. Keduanya mudah dibasmi dengan dicabuti menggunakan kuku atau pinset secara menyeluruh. Tiga hari lagi, ulangi pencabutan menyeluruh itu untuk memastikan sisa2 kutu dan cacing jangkar yg kelewatan pada pemeriksaan pertama. Cara lain adalah dgn menggunakan obat dgn nama dimilin.

Penyakit lain adalah penyakit kulit / penyakit luar yg muncul dalam berbagai bentuk. Bisa menyerang insang atau sisik ikan. Biasanya ikan tampak kemerah2an berdarah, atau muncul selaput putih, atau kapas atau bintik putih (white spot), dll. Khusus white spot, jika bintik putih ini tampak pada ikan dalam jumlah banyak, kemungkinan besar akuarium sudah tercemar dgn telur white spot, sehingga harus dikuras total dan dikeringkan, dan di set-up ulang lagi. Kebanyakan penyakti luar ini dapat diatasi dengan penggunaan garam dan metilin blue. Obat lain yg sering digunakan adalah elbayu (japanese yellow powder). Semuanya tersedia di toko ikan. Cara pengobatannya, selalu pindahkan ikan ke tempat karantina terlebih dahulu. Jangan mengobati ikan di akuarium utama, karena dapat membunuh bakteri dalam filter. Tempat karantina ini bisa berupa sebuah bak cuci pakaian, ember, akuarium kecil, dll.  Di sana, berilah air tua dan aerator. Masukkan ikan. Berilah garam ikan kualitas baik kira2 setengah kepal tangan untuk 10lt air. Tambahkan pula metilin blue (dapat dibeli dgn merk2 yg sudah ada berbentuk cairan, dapat pula dibeli dalam bentuk aslinya yakni bubuk) sampai air terlihat biru. Jika birunya pucat, berarti kurang. Jika birunya pekat, berarti terlalu banyak. Biarkan sampai sehari. Keesokan harinya, gantilah total air dalam bak karantina tsb. Ganti pula garam dan obatnya. Pastikan suhu air yg baru tidak terlalu beda jauh dgn air yg lama. Lakukan ini sampai 3 atau 4 hari hingga kondisi ikan pulih. Kebanyakan penyakit ikan koki adalah pada kategori ini.


Bagaimana kita mengetahui ikan sakit? Jika kita melihat ikan tidak nafsu makan, kita perlu waspada. Jika kita melihat ikan diam di pojok atau di atas air, itu tanda ikan sakit. Tanda lain yg kita perhatikan adalah ikan lebih banyak menutup sirip perutnya, malas berenang, insangnya tidak bergerak (menutup rapat) baik salah satu atau kedua2nya (kelihatan dari atas), berenangnya sempoyongan, atau kadang berenangnya hiperaktif menabrak2, dll. Jika muncul tanda2 itu, maka kita perlu segera mengkarantina ikan. Sebaiknya langsung gunakan garam dan met blue seperti yg telah disebutkan.
Sebenarnya penggunaan garam adalah teknik penting yg perlu dikuasai oleh penghobi koki. Dalam akuarium utama, beberapa ahli menyarankan memberikan 0.3% garam untuk pencegahan penyakit (berdasarkan berat). Kadar 0.3% itu adalah kadar yg efektif dalam menekan bakteri jahat dan kadar yg tidak merusak bakteri dalam filter biologis. Di atas kadar itu, bakteri dalam filter kitapun ikut mampus.
Penyakit yg lebih berat adalah penyakit dalam. Ini muncul dalam bentuk perut ikan bengkak, atau penyakit2 lain yg tidak kelihatan. Penyakit ini jarang, dan jika terjadi, agak sulit ditolong. Pengobatannya adalah dengan antibiotik, sama seperti yg dipakai oleh manusia. Tentu saja untuk ikan2 mahal kita selalu dapat meminta pertolongan dokter hewan.

Bagi pemula, disarankan untuk memelihara ikan koki dari jenis ryukin atau oranda terlebih dahulu, karena ikan2 ini dianggap lebih kuat dan lebih mudah ditangani, serta harganya pun tidak mahal. Ada ikan2 koki yg kurang baik untuk dipelihara bersama dgn koki jenis lain, seperti mutiara tikus, mata kantong dan celestial. Ikan2 ini cenderung kalah dalam bersaing merebut makanan, dan sering dijahili oleh ikan2 koki lainnya. Dengan meningkatnya daya apresiasi dan kemampuan penanganan, penghobi dapat mencoba ikan2 yg lebih mahal seperti ranchu sideview yg terkenal dgn lengkung punggungnya, atau jenis2 lain (termasuk ryukin dan oranda) dgn kualitas yg lebih tinggi. Jenis koki yg paling bergengsi adalah ranchu topview dan tosakin, yg menyandang gelar sebagai the king and the queen of goldfish, yg mana keindahannya harus dinikmati dari atas.

Kenikmatan memelihara ikan koki ada berbagai macam. Yg paling sederhana adalah memelihara dan tidak mati, sehingga keindahannya yg dapat menghilangkan stress itu dapat direguk sepenuhnya. Ada pula yg memiliki kebanggaan karena dapat mengkoleksi ikan2 berkualitas. Ada yg senang melengkapi segala jenisnya. Ada yg menikmati kegiatan memacu pertumbuhan ikan. Ada yg menikmati berkompetisi dalam kontes. Ada yg menyukai kegiatan breeding. Ada yg suka bereksperimen dgn pemeliharaan di kolam outdoor. Dan masih banyak lagi.

Inilah informasi2 sederhana tentang pemeliharaan ikan koki yg diperlukan oleh pemula. Banyak teman yg telah menerapkan cara2 ini merasa puas dengan hasilnya. Ikan kokinya tidak lagi gampang mati. Harapan saya, pengetahuan dasar ini akan membantu hobiis untuk lebih percaya diri dalam memelihara ikan koki. Dengan bertambahnya kepercayaan diri, maka dunia koki akan semakin ramai. Koki adalah ikan yg pendamai, diharapkan hobi koki ini berperan pula dalam menciptakan masyarakat yg lebih damai.

Ranchu Topview, Tosakin, Ranchu Sideview, Black Ranchu, Ryukin, Oranda, Red cap, Calico, Sakura, Blue Oranda, Lionhead, Telescope Eye, Butterfly, Demekin, Blackmoore, Bulldog, Panda, Pompom, Pearl Scale, Crown Pearl Scale, Bubble Eye, Celestial Eye, Phoenix, Jikin, Comet, and many more



Tips:
Meningkatkan warna: butuh sinar matahari, lumut, alga, spirulina, astaxantin, beta karoten.
Menumbuhkan jambul: butuh lemak tinggi (bloodworm beku, cacing sutra)
Membesarkan size: butuh ruang yg luas, dan pakan berprotein tinggi, dan intensitas makan yg tinggi
Untuk ikan dewasa: jangan makan tinggi lemak maupun tinggi protein, umur bisa panjang.
Untuk ekor yg mekar: arus jangan terlalu kuat.

3 komentar:

  1. terima kasih buat blog nya. tapi saya ada kebingungan dalam pemeliharaan ikan guppy....sy bolak balik gagal....pengin berhenti ternak guppy ,tapi penasaran...coz setau sy guppy lebih gampang dari koki or cupang ya???....tp kok ya mati2 sampe ludes.... yg sy herankan guppy kl dah sakit knp nda pernah bisa disembuhkan.& andai sembuh pun,gampang kumat.
    saat sekarang tinggal anakan2 nya saja yg masih bertahan walau ada beberapa yg mati2 jg...tp setidaknya ada pelipur lara & asuransi buat indukan2 yg dah almarhum,
    setau saya,...pemeliharaan di bak dengan banyak teratai atau apu2, di tempat paman saya malah tidak pernah dikasih makan ,tp baik2 aja & malah beranak pinak banyak sekali.
    mohon masukan & saran2 nya .
    terima kasih
    wasalam
    dodi wibowo-purwokerto-jateng
    dodipepito@yahoo.com

    BalasHapus
  2. tips yang sangat baik, terima kasih

    BalasHapus
  3. Alternatif lain apa penganti matahari buat ikan

    BalasHapus